Senin, 21 November 2016

Habib Rizieq dituding melanggar pasal 207 KUHP


Jakarta, Kamartuliskisah.co.id - Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Bela Islam, Munarman dan Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) Habib Rizieq Shihab juga mendapat surat panggilan pada hari ini, Senin (21/11) mendapat surat panggilan dari kepolisian atas tuduhan menghina Presiden Jokowi pada saat Aksi Bela Islam 4 November lalu.  Keduanya dituding melanggar Pasal 207 KUHP tentang Penghinaan terhadap Penguasa.

Habib Rizieq Shihab mendapat surat panggilan bernomor S.Pgl/21335/XI/2016/Ditreskrimum, sementara Munarman mendapat bernomor S.Pgl/21334/XI/2016/Ditreskrimum.

Surat panggilan tersebut berisikan agar Munarman dan Habib Rizieq datang ke Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Kamis, 24 November 2016 untuk diperiksa.

Surat yang dibuat oleh AKBP Fadli Widiyanto selaku penyidik itu dikirimkan ke Kantor DPP FPI di Jalan Petamburan.

Sementara itu, Munarman menegaskan saat dikonfirmasi via WhatsApp, kepada JITU Islamic News Agency. Munarman menilai bahwa ini merupakan bentuk kriminalisasi terhadap ulama.

"Kezaliman dan kriminalisasi terhadap ulama dan aktivis Islam. Kasus hoak dilambat-lambatin (sementara) ulama dan aktivis dikriminalisasi dengan cepat,"Tegasnya, Senin (21/11)

Penyelidikan telah menjadi penyidikan

Riuh di media sosial karena Ahok resmi ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan pasal 156 a No. 28 ayat 2 tentang UU ITE.

Namun begitu, prahara kekhawatiran atas tekanan ketakutan umat muslim masih tersisuk-sisuk dalam benaknya sebab politik tak seindah Cinta yang bisa membuat Indah segalanya. Pasca Penetapan Ahok Menjadi tersangka dengan begitu Penyelidikan akan menjadi penyidikan.

Dua alasan objektif Kapolri kenapa Tidak dilakukan penahanan terhadap Ahok. Pertama, Ahok dinilai cukup kooperatif. Kedua, Belum adanya bukti akurat terkait kasus pidananya.
Mungkin kah Ahok bebas? Bisajadi, jika Ahok melalui Pra-peradilan seperti Budi Gunawan (BG) setahun silam.

Yang kita takutkan dalam status "tersangka" dalam hal ini Ahok (tersangka) adalah jika pekara tersangkanya dijadikan sebagai bahan isu untuk meredamkan rencana aksi jilid III. Dengan isu demikian umat muslim legah mendengarnya.

Jangan mau dibohongi pake status"Tersangka" ditahan aja "ENGGA" apalagi dipidana. Mengingat kasus Budi Gunawan, ingat kan?

Cerita ini hanya fiktif, selam berbagi

Saya dag tahu harus mulai dari mana, hatiku terasa bimbang untuk berbicara lalu menuliskannya. Jika toh saya yang mulai angkat bicara, hasilnya pun akan sama.

Kata-kata ku terbata-bata tak jelas. Dia membuatku malu saat itu padanya. Dan yang saya bisa hanya memandangi wajahnya saat saya keluar dari mobil travel via Bandara. Sesekali ia menunduk ketika ku menatap matanya. gumamku pada saat itu, mungkin dia tersipu malu, sebab sejak 6 tahun lamanya tak pernah bertemu. "Tanganmu lembut, kak"Tuturnya sembari mencium tanganku.
Kembali dia bertanya,
"Sudah makan kak?
"Sudah,". Selang beberapa bulan, saya tak habis pikir pertemuan itu sangat singkat dan berunjung perpisahan. Semoga dia bahagia disana. Simpalnlah kenangan indah tentangku di dalam kotak terindah dihatimu. karena saya lebih suka kau pergi daripada menghilang.

Sejak saat perpisahan itu, senja telah menampakkan keindahan, sudah saya simpan semua termasuk kenangannya. yang kini menjadi tujuan ideal. Tak banyak kenangan yang bisa saya tulis dalam tulisan karena akan menjadi obsesi. Yang pasti, semua kenangan sirna namun ada lorong yang mengantarkanku ke dalam kisah diantara kausa yang dibalut intuisi. Sekali lagi saya tegaskan, tak pernah terbayangkan jika saya terpisah denganya. Hanya saja, saya kenang tulisanku yang pernah saya tulis di Hanphone pribadinya sehari sebelum saya berangkat. Sedikit merindu ketika saya mengenang tulisan itu. (Bersambung)

Oh, iya kawan, Jangan kerdilkan takdirmu di hadapan Tuhan. Cerita yang kita lalui adalah pelajaran hidup dan ingat bahwa hidup itu ironi artinya akan selalu ada pelajaran berharga dalam setiap cerita. Pun, akan ada cerita baru di balik cerita hari ini. Buat cintanya sedang jatuh ke hati, hati-hati terhadap hati, dek. Mata boleh salah asal hati jangan

Selasa, 27 September 2016

Nenek Ber-uban

Pada mulanya ada seorang wanita tua, dengan rambut ber-uban ia terlihat lebih tua mendahulia dengan umurnya. Semasa hidupnya, Ia melawati berbagai macam cobaan dalam mendampingi suami yang amat dicintainya, suaminya pun seperti itu, ia sangat mengidolakan istrinya yang ayu, indah dan menawan pada saat itu. Menurut cerita suaminya. Pada zaman orde baru dirinya hendak tergabung dalam kelompok griliya, dimana pada zaman itu griliya yang melawan dengan keras rezim soeharto. Griliya sendiri di pimpin oleh Kahar Mudzakkar saat itu.

Seiring waktu berjalan. Sepasang kekasih yang saling mencintai tadi hidup bahagia dalam berumahtangga, sawah ladang tumbuh subur, ia pun hidup dalam lingkungan yang senantiasa termakhsyur, dengan desa yang sangat terpencil dan jauh dari pusat kota. ia memiliki tiga orang anak perempuan. mereka sangat mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Ketika anak pertamanya dilamar oleh salah satu rekannya yang hendak dijodohkan oleh anak laki-lakinya. rumah mereka tidak begitu jauh, hanya ada beberapa petak rumah dari rumahnya. hingga kemudian mereka pula di jadikan sepasang kekasih suami istri. singkat cerita, Ia pun memperoleh cucu pertama dari anaknya. hingga kemudian saat ini anaknya telah mempunyai 5 orang anak. 

Cerita Bersambung......

Minggu, 25 September 2016

Selamat Berlibur Hari Minggu

Hammer Fall melengking dengan Glory to The Brave
dan aku juga masih saja dengan suara parau
hampir tak terdengar bahkan desirnya
tak ingin siapa pun curi dengar
aku sangat mencintaimu.

Alunkan nada kebencian
pada tiap sudut malam dan hitam
aku membencimu karena mencintaimu
yang kuingin kau tahu hanya, aku mencintaimu
lalu, akan kualunkan kembali nada rindu dalam diamku.
 
Harum melangkah cepat menuju pelataran parkir gedung kantornya. Tak dihiraukannya Oasis yang mengejarnya sambil berlari kecil di belakangnya. Diambilnya kunci mobil dari dalam tas, lalu menyusul kretek kesayangannya.
Oasis berhasil mengejar Harum dan buru-buru mengeluarkan korek api dari dalam kantong celananya. Dinyalakannya korek api ke arah kretek yang sudah bertengger di bibir Harum. Lelaki itu tersenyum, lalu sedikit membungkukkan badannya. Mencari simpati. Entahlah.
Namun, Harum tak membagikan sedikit pun senyumnya pada lelaki yang masih setia mengikutinya itu. Dibukanya pintu mobil dan dinyalakannya tanpa menunggu Oasis selesai menutup pintu mobil dengan rapi. Segera Harum memacu mobilnya menerobos keramaian.
Lama keduanya berdiam diri, menikmati kretek masing-masing. Angin kencang berhembus dari kaca jendela yang sedikit terbuka. Harum tak menghiraukan rambutnya berantakan tertiup angin. Matanya lurus saja memandang ke jalanan, berusaha tak peduli dengan suasana hatinya yang gundah dan gelisah. Oasis menatapnya lama sebelum bertanya.
"Kamu kenapa sih, Rum?"
Harum menghembuskan asap kreteknya dengan sekali hentakan. Tak dihiraukannya Oasis yang masih menatapnya menunggu jawaban.
"Tolong, Harum. Sudah dua hari ini sikapmu aneh. Menjauh dariku tanpa alasan yang aku tahu. Kenapa?" Ulang Oasis.
"Kenapa? Nggak apa-apa. Sehat kan, seperti yang kamu lihat."
"Tapi, sikapmu aneh belakangan ini."
"Aneh? Sikap mana yang menurutmu aneh?"
"Sikapmu yang belakangan selalu menghindar dariku, sikapmu yang belakangan ini lebih banyak diam dan cenderung dingin padaku."
"Menurutmu, kenapa aku berubah?"
"Justru aku sedang bertanya padamu, kenapa kamu belakangan ini berubah?"
"Aku mencintaimu."
"Aku tahu Harum, begitu juga denganku. Tapi, bukankah kita sudah sepakat untuk melupakan cinta itu dan menggantinya, atau tepatnya, merubah perasaan itu menjadi persahabatan?"
"Aku tahu, makanya aku juga sekarang menganggapmu sebagai sahabat. Lalu, apa lagi yang aneh?"
"Setelah mendengar kabar dia akan datang berkunjung ke kota ini, kamu berubah sikap. Seperti, ada nada cemburu."
"Wajar, kan?"
"Aku sudah memiliki kekasih, Harum. Aku tahu ini hanya sebuah perjodohan sepihak, tapi aku ingin menghormati keputusan bersama ini."
"Aku tak peduli."
"Kamu egois."
"Kenapa?"
"Memaksaku."
"Siapa memaksa, dan memaksakan apa?"
"Kamu, barusan masih bilang mecintaiku."
"Pasang telingamu baik-baik. Aku mencintaimu. Itu saja."
"Nah, kan?"
"Apa?"
"Bukannya itu memaksa, namanya?"
"Aku nggak ngerti, sikapku mana yang memaksa."
"Kamu memaksaku untuk mencintaimu juga."
"Aku mencintaimu, nggak peduli kamu juga masih mencintaiku atau enggak. Juga, tidak memintamu untuk menjadi kekasihku. Paham?"
"Bagaimana mungkin?"
"Dan, bagaimana mungkin, kamu sudah memiliki kekasih, tapi masih bersamaku tiap saat?"
"Aku ingin bersahabat denganmu."
"Silahkan saja, aku menghormati keinginanmu itu. Sekarang kenapa kamu tidak mencoba menghargai perasaanku yang sampai saat ini masih mencintaimu?" jawab Harum sambil tersenyum.
"Jadi, aku boleh memberikan cintaku untuk kekasihku?"
"Aku tidak suka mendengar pertanyaan itu."
"Kenapa?"
"Tidak ada larangan untuk kalian saling mencintai, dan tidak ada larangan juga aku masih mencintaimu, bukan?"
"Mengapa kau katakan ini?"
"Agar kau tahu, aku masih mencintaimu, itu saja."
"Cinta tidak hanya sebatas di sini kan, Rum?"
"Aku sudah bahagia jika kamu mengetahuinya, As," jawab Harum tanpa menengok.
Lalu, dinyalakannya radio mobil dan Morbid Angel memenuhi ruangan mobil itu dengan Got Of Emptiness. Angin menatap jalanan penuh tanda tanya. Entah siapa yang sudi memberi dan menerima begitu saja, tanpa bertanya adakah luka di sana.
Entah setelah berapa lama berputar, Harum menghentikan mobilnya di sisi jembatan di tengah kota. Oasis mematikan radio mobil, lalu menatap Harum entah dengan perasaan apa. Harum pun mencoba tak peduli.
"Aku akan menemuinya, Harum."
"Silahkan."
"Kami sudah lama tidak bertemu. Aku tidak ingin dia dan keluarganya, juga keluargaku, beranggapan bahwa aku main-main dengan hubungan ini."
"Aku mengerti."
"Dia terlalu baik buatku."
"Aku tahu."
"Tapi, aku juga tidak bisa jika diharuskan untuk menjauh darimu."
"Seperti aku juga tidak bisa jika diharuskan menghentikan perasaan cintaku padamu."
"Maafkan aku, Harum."
"Tidak perlu minta maaf. Aku berubah sikap hanya agar kau segera menjauh dariku. Tapi, jika kamu tidak bisa melakukannya, ya sudah, aku tidak akan memaksamu."
"Terima kasih, ya."
"Mari kita sikapi perjodohan dan rasa hormatmu pada keluarga ini dengan dewasa."
Oasis melangkah perlahan meninggalkan Harum, menengok sebentar membagikan senyum hangatnya, lalu melambai dan meneruskan langkahnya. Harum melambaikan tangan sambil tersenyum, lalu segera menghapus air matanya dan menyalakan kembali kretek yang tinggal satu batang. Diliriknya pedagang kaki lima yang menghampirinya dan menawarkan dagangannya, lalu hatinya menimbang.
"Rokok tinggal satu batang, kalau aku tak beli sekarang, tidak ada temanku merindu dalam perjalanan. Tapi, kalau kubeli di asongan, apakah dagangan anak ini masih baru?" desis Harum pada dirinya sendiri.
Lalu, dibelinya satu bungkus kretek dan senyum pedagang asongan itu adalah satu lagi temannya untuk merindu. Dilaluinya hari itu dengan mengukur kepanjangan jalan-jalan di kota, tak ditemukannya juga ukuran yang pasti untuk penantian cinta dan rindunya, sama tak pastinya dengan jalanan yang tak juga ditemukannya seberapa panjang.
Lobang besar, lobang kecil, dan lekukan di tiap sisi menghambatnya untuk memastikan panjang jalan, rindu, dan cintanya. Kembali dihampirinya pedagang asongan lain untuk membeli sebungkus terbaru, kali ini dengan membagikan senyum terindahnya. Esok akan dibukanya hati untuk hidup dengan lembaran baru, agar cinta lain dapat menyambut rindunya yang pada satu halaman ini telah terkoyak oleh sebuah perjodohan.
Sebegitu rumitkah cinta dan rindu, hingga kita tak dapat menemukan batas akhir? Jika dengan tersenyum saja hidup sudah sangat indah, lalu mengapa masih ada cinta dan rindu yang tak ada alamat pastinya? Lalu, mengapa juga ada cemburu dan gelisah melihatmu berada di sana berdua? Di meja itu, ada secangkir kopi nikmat yang tak harus kau sesap.
 
By: Mak Rose

Gerimis mengundang kemalasan

Kondisi yang sedemikian rupa, membuatku malas untuk melangkah keluar dari kamarku. musik yang mengalun sejak semalam dengan intro detingan yang sangat bising di telinga membangunkanku. Selanjutnya kulirik jam di smartphoneku, dengan rambut acak-acakan kusegera menuju kamar mandi, setibanya, pikiranku, hari ini (Ahad) artis ternama akan manggung di Palembang, kembak Iwak, dekat dari rumah dinas walikota. "Tapi ah, malas.. sebentar lagi pasti hujan" Desihku dalam hati.

Setalah keramas dan menyikat gigi, seperti biasanya, jika dipagi hari tanpa kopi segalanya terasa berantakan, pikiran kesana-kemari mencari kesenangan. Dengan membawa secangkir kopi dan tangan kiri memegang buku I did it my way" (judulbuku). "Gila, dipagi hari terasa ada dihotel berbintang,"Ucapku sembari melempar senyum di kamar yang masih berantakan itu.

Pagi ini semakin membuatku malas untuk beraktifitas diluar. gerimis masih saja menyerudup hatiku yang sedang gunda, terasa masih dalam balutan selimut.

Kamis, 22 September 2016

Humaerah: Kekuatan Kata dan Cinta


                                                        KEKUATAN kata dan Cinta

"kita hidup di dunia laksana mentari pagi yang menghiasi dunia hanya sekali tarikan nafas, apabila matahari terbenang bulan kan memgantikan posisinya. Begitulah cara Allah merangkai ciptaanya. 

jangan lupa bersyukur kepada Allah malam ini..

Satu kata mampu mengubah dunia''

                                                             Indonesia Merdeka

Merubah indonesia dengan kata dan cinta. 
Saat ini kita berdiri di tanah indonesia.
Indonesia bukan sekedar kata,  mari kita getarkan indonesia dengan syahadat agar indonesia ini bukan sekedar nama
 
Jayakan negeri sendiri dengan kalimat-kalimat Allah. 

Tetap semangat untuk negeri kita yang tercinta. 

Indonesia merdeka

Indonesia akan berlayar dengan syahadat di lisanmu


                                                    KEKUATAN KATA dan CINTA

Memberi keteladanan sebelum berdakwah. 

Dai adalah pelita di kegelapan dan sebagai cerminan ummat. 
Dan lisanya penuh dengan kata-kata indah. 
Diamnya adalah zikirnya dan kakinya adalah jihatnya. 


Berbaiki dirimu dan ajaklah orang lain menuju syurga Allah. 

Tegakkan daulah islam di hatimu,  niscaya ia akan tegak di bumimu. 

Mari kita perbaiki yang rusah dan meluruskan yang benkok. 

By: Humaerah
Jakarta, kamis, 22 September 2016 20:24